Cuaca ekstrem dan hujan lebat yang terjadi secara berkepanjangan dalam beberapa waktu terakhir menjadi sorotan publik. Fenomena ini tidak hanya memicu banjir dan longsor, tetapi juga berdampak luas pada aktivitas sosial, ekonomi, dan keselamatan masyarakat. Artikel feature ini mengulas penyebab cuaca ekstrem, dampaknya di berbagai sektor, serta upaya mitigasi yang perlu dilakukan untuk menghadapi kondisi cuaca yang kian tidak menentu.
Dalam beberapa tahun terakhir, perubahan pola cuaca semakin terasa. Musim hujan yang datang lebih lama dari perkiraan disertai curah hujan ekstrem menjadi tantangan baru bagi masyarakat. Kondisi atmosfer global, pemanasan suhu permukaan laut, serta dinamika angin dan awan menjadi faktor yang memengaruhi intensitas hujan di wilayah tropis seperti Indonesia.
Hujan lebat berkepanjangan membawa dampak signifikan bagi kehidupan sehari-hari. Banjir merendam permukiman, lahan pertanian rusak, dan aktivitas ekonomi terganggu. Sektor transportasi pun terdampak, dengan jalan terputus dan jadwal penerbangan atau pelayaran yang terganggu.
Selain kerugian materi, cuaca ekstrem juga meningkatkan risiko kesehatan, seperti penyakit berbasis lingkungan dan stres akibat bencana.
Cuaca ekstrem memperbesar potensi bencana hidrometeorologi, termasuk banjir bandang, longsor, dan angin kencang. Wilayah dengan sistem drainase buruk dan daerah rawan longsor menjadi yang paling terdampak. Intensitas hujan yang tinggi dalam waktu lama membuat tanah jenuh air dan kehilangan daya ikat, sehingga mudah longsor.
Pemerintah pusat dan daerah terus berupaya meningkatkan sistem peringatan dini, memperbaiki infrastruktur pengendalian banjir, serta melakukan edukasi kebencanaan kepada masyarakat. Upaya mitigasi jangka panjang, seperti penataan ruang, pelestarian daerah resapan air, dan pengelolaan lingkungan, menjadi kunci dalam menghadapi cuaca ekstrem.